Perlawanan bersenjata dilakukan oleh pasukan PETA di berbagai daerah,
antaralain sebagai berikut.
1. Perlawanan PETA
di Blitar (29 Februari 1945) Perlawanan ini dipimpin oleh
Syodanco Supriyadi,
Syodanco Muradi, dan Dr. Is mail. Perlawanan ini disebabkan karena persoalan
pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho yang dilakukan secara paksa dan di luar
batas perikemanusiaan. Sebagai putera rakyat para pejuang tidak tega melihat
penderitaan rakyat. Di samping itu sikap para pelatih militer Jepang yang
angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia. Perlawanan PETA di Blitar
merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa. Tetapi dengan tipu muslihat Jepang melalui
Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil ditipu dengan
pura-pura diajak runding. Empat perwira PETA dihukum mati dan tiga Iainnya
disiksa sampai mati Sedangkan Syodanco Supriyadi Berhasil meloloskan diri.
2. Perlawanan PETA di
Meureudu, Aceh (November 1944) Perlawanan ini dipimpin oleh Perwira Gyugun T
Hamid. Latar beiakang perlawanan ini karena sikap Jepang yang angkuh dan kejam
terhadap. rakyat pada umumnya dan prajurit Indonesia pada khususnya.
3. PerlawanaPETA di Gumilir, Cilacap (April 1945) Perlawanan ini dipimpin oleh pemimpin
regu (Bundanco) Kusaeri bersama rekan-rekannya. Perlawanan yang direncanakan
dimulai tanggal 21 April 1945 diketahui Jepang sehingga Kusaeri ditangkap pada
tanggal 25 April 1945. Kusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak terlaksana
karena Jepang terdesak oleh Sekutu.
No comments:
Post a Comment