MENGAPRESIASI NOVEL
MAKALAH
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
KELAS XII IPA 1
EKAWATI ZAINUDDIN
FATHUR RAHMAN
IRMAYANTI IBRAHIM
ISFAWATI
FRANSISKA
SMA NEGERI 2 BANTAENG
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN BANTAENG
2011
MENGAPRESIASI NOVEL
MAKALAH
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam memenuhi tugas
Bahasa Indonesia
Disusun Oleh:
EKAWATI ZAINUDDIN
FATHUR RAHMAN
ISFAWATI
IRMAYANTI IBRAHIM
FRANSISKA
SMA NEGERI 2 BANTAENG
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN BANTAENG
2011
KATA PENGANTAR
Puji syujur kita panjatkan Kehadirat
Tuhan Yang MahaEsa karena atas rahmat dan karunia-NyaLah sehingga makalah yang
berjudul tentang mengapresiasi novel dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu diajukan sebagai tugas bahasa
indonesia yang diberikan kepada penulis.
Makalah ini berisi tentang mengapresiasi pembacaan novel yaitu dari segi vokal,
intonasi, dan penghayatan.
Penulis sangat berterima kasih kepada guru pembimbing kami selaku guru bidang
studi bahasa indonesia yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis serta kepada teman-teman yang telah banyak membantu dari awal hingga
akhir sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, begitupun juga dengan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan karena kesempurnaan hanyalah milik Allah semata.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari setiap
pembaca, demi penyempurnaan penulisan makalah selanjutnya.
Bantaeng, 11 agustus 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul Depan
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi.
BAB. 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB. 2 Pembahasan
A.
Pengertian Novel
B.
Cara Membaca Novel dari Segi Vokal,
Intonasi, dan Penghayatan.
BAB. 3 Penutup
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Pustaka.
Lampiran-lampiran.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung
rangkaian cerita kehidupan tokoh dengan orang di sekelilingnya dengan
menonjolkan watak dan sifat tokoh. Novel memilki dua unsur yaitu unsur
intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik merupakan
unsur-unsur yang selalu ada dalam prosa. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur
yang ada di dalam tubuh prosa itu sendiri. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah
unsur-unsur pembangun di luar karya sastra. Unsur intrinsik terdiri dari tema,
latar, pesan, penokohan, sudut pandang, dan alur. Sedangkan unsur ekstrinsik
terdiri dari latar belakang novel atau karya sastra itu diciptakan.
Kita sering membaca berbagai novel, tetapi, kita terkadang
tidak memerhatikan pembacaan novel yang tepat yaitu dari segi vokal, intonasi
dan penghayatan. Sehingga pembacaan novel kita kurang bagus dan tidak menarik
didengar. Biasanya kita hanya memperhatikan vokal saja tetapi tidak
memperhatikan hal-hal lainnya seperti intonasi, penghayatan dan ekspresi.
Padahal unsur tersebut harus diperhatikan dan dipelajari caranya atau
metodenya, agar pembacaan novel kita semakin bagus dan menarik. Olehnya itu,hal
ini menjadi permasalahan kami dalam mengamati pembacaan novel yang baik yaitu dari
segi vokal, intonasi dan penghayatan.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah cara membaca novel dari
segi vokal, intonasi dan penghayatan?
b. Apakah dalam membaca novel harus
memperhatikan segi vokal, intonasi, dan penghayatan?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui cara membaca novel
dari segi vokal, intonasi, dan penghayatan
b. Untuk mengetahui bahwa dalam membaca
novel harus memperhatikan segi vokal, intonasi, dan penghayatan.
D. Manfaat Penulisan
a. Memberikan informasi mengenai cara
membaca novel yang baik yaitu dari segi vokal, intonasi,dan penghayatan.
b. Memberikan kemudahan dalam membaca
novel dengan baik dan tepat
c. Sebagai referensi dalam penulisan
selanjutnya.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Novel
Novel
adalah karangan prosa panjang yang menceritakan beberapa tokoh dan watak.
boleh dikatakan ”hampir” kebalikan dari cerpen. Novel jelas lebih panjang
daripada
cerpen bahkan bisa jauh lebih
panjang. Beberapa ciri-cirinya, antara lain,
1. pada umumnya ceritanya panjang;
2. bisa melibatkan tokoh dengan
jumlah (sangat) banyak;
3. isi cerita leluasa, bahkan bisa
berkembang ke mana-mana;
4. konflik atau permasalahan yang
diungkap bisa lebih dari satu;
5. alur atau plotnya renggang
sehingga sangat terbuka peluang untuk berkembang atau
bermunculan alur baru;
6.
sangat dimungkinkan tokoh (utama) mengalami perubahan nasib.
B.
Cara Membaca Novel dari Segi Vokal, Intonasi, dan Penghayatan.
Sebagaimana
puisi, cerpen atau (penggalan) novel juga dapat dinikmati lewat pembacaan.
Untuk mendapatkan pembacaan yang
indah, diperlukan beberapa ”syarat”, yaitu
1. vokal atau ucapan, baik volume
suara memadai, ejaan yang jelas dan tegas, serta
pengucapan
lancar/tidak banyak tersendat atau keliru;
2. intonasi (lagu kalimat) yang baik
dan tidak monoton (nada, tekanan, tempo, dan jeda
terkoordinasi
dengan cermat);
3.
penghayatan atau penjiwaan terhadap isi cerita yang tepat sehingga seolah-olah
benar- benar mengalami. Penghayatan terhadap isi diekspresikan
lewat mimik (perubahan raut
muka), gestur (pergerakan anggota tubuh) yang mendukung, vokal, dan intonasi.
Ketiga syarat tersebut harus dipenuhi agar pada saat membacakan novel
mendapatkan hasil yang baik, yang dapat memberikan kesan yang bagus pada cerita
yang terdapat dalam novel.
BAB 3
PENUTUP
A. Simpulan
a. Cara membacakan novel harus memperhatikan beberapa tiga
syarat yaitu
1.
vokal atau ucapan, baik volume suara memadai, ejaan yang jelas dan tegas, serta
pengucapan lancar/tidak banyak tersendat atau keliru;
2.
intonasi (lagu kalimat) yang baik dan tidak monoton (nada, tekanan, tempo, dan
jeda terkoordinasi dengan cermat)
3.
penghayatan atau penjiwaan terhadap isi cerita yang tepat sehingga seolah-olah
benar-benar mengalami. Penghayatan isi diekspresikan lewat mimik (perubahan
raut muka).
b.
Didalam membacakan novel harus memperhatikan vokal, intonasi, dan penghayatan
agar memberikan kesan yang bagus dan dengan mudah dapat dipahami maksud
yang diceritakan dalam novel.
B.
Saran
Penulis mengharapkan agar proses membaca novel lebih
ditingkatkan lagi khususnya para pelajar dengan memperhatikan syarat-syarat
pembacaan novel agar pada saat membaca novel memberikan hasil yang bagus.
DAFTAR PUSTAKA
Marsudi,
Demas. 2009. Bahasa dan Sastra Indonesia
3. Surakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Setiyono, Agus. 2009. Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia: Untuk
SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
LAMPIRAN-LAMPIRAN
MENGAPRESIASI PUISI
MAKALAH
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
KELAS XII IPA 1
EKAWATI ZAINUDDIN
FATHUR RAHMAN
IRMAYANTI IBRAHIM
ISFAWATI
FRANSISKA
SMA NEGERI 2 BANTAENG
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN BANTAENG
2011
MENGAPRESIASI PUISI
MAKALAH
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam memenuhi tugas
Bahasa Indonesia
Disusun Oleh:
EKAWATI ZAINUDDIN
FATHUR RAHMAN
ISFAWATI
IRMAYANTI IBRAHIM
FRANSISKA
SMA NEGERI 2 BANTAENG
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN BANTAENG
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas Kehadirat Tuhan
Yang Mahaesa karena atas karunia dan rahmatNya-Lah kita masih diberikan
kesempatan dan kesehatan sehingga makalah yang berjudul”Mengapresiasi Puisi”
dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini yaitu diajukan sebagai tugas bahasa indonesia yang diberikan kepada
penulis.
Makalah ini berisi tentang ciri-ciri puisi, tahap-tahap membuat puisi dan cara
membuat puisi.
Penulis sangat berterima kasih kepada guru pembimbing penulis yaitu selaku guru
bidang studi Bahasa Indonesia yang telah membimbing dan memberikan arahan
kepada penulis serta kepada teman-teman yang telah banyak membantu penulis
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari setiap pembaca demi penyempurnaan penulisan makalah ini.
Bantaeng, 19 agustus 2011
Penulis
.
DAFTAR ISI
Sampul Depan
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB. 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB.
2 Pembahasan
A. Pengertian Puisi
B. Cara Membaca Puisi dari Segi Lafal, Intonasi, Penghayatan
dan Ekspresi
C. Cara Menulis Puisi
BAB. 3 Penutup
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA.
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puisi adalah rangkaian atau
susunan kata yang indah, bermakna dan memiliki aturan serta unsur-unsur bunyi.
Puisi terdiri dari diksi, gaya bahasa, dan tema. Ada dua unsur-unsur pembangun
dalam puisi yaitu struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik
terdiri dari diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif, versifikasi
dan tipografi. Sedangkan struktur batin terdiri dari tema, perasaan penyair,
nada dan suasana serta amanat.
Menulis puisi sangat
bertolak-belakang dengan menulis artikel, kalau dalam penulisan artikel kita
dituntut untuk menggunakan kata yang tegas dan tidak berbelit-belit, maka dalam
puisi malah sebaliknya. Kita dituntut untuk pandai mengimprovisasikan sebuah
keadaan menjadi rangkaian kata-kata yang enak dibaca dan penuh dengan makna
tersembunyi. Didalam membuat puisi kita harus memperhatikan gaya bahasa, rima,
diksi, dan tema yang diangkat, agar puisi yang dibuat semakin bagus.
Di dalam membaca puisi
terkadang kita hanya membaca seperti membaca sebuah bacaan, tidak memperhatikan
cara-caranya. Puisi harus dibacakan dengan baik dan tepat yaitu dari segi lafal,
intonasi dan ekspresi. Lafal adalah cara mengucapkan huruf vokal didalam sebuah
puisi, intonasi adalah lagu kalimat, peruabahan tinggi rendahnya sebuah
kalimat. Sedangkan ekspresi (mimik) yaitu perubahan raut muka didalam
memperlihatkan perasaan tertentu didalam sebuah puisi. Hal ini penting
dilakukan didalam membaca puisi karena puisi berbeda dengan membaca bacaan
biasa yang hanya memmperhatikan vokal sedangkan pusi harus memperhatikan lafal,
intonasi dan ekspresi yang tepat, agar pembacaan puisinya lebih dimaknai dan
dipahami makna yang terkandung dalam puisi.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah cara membaca puisi dari
segi lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi?
b. Bagaimanakah cara membuat puisi yang
baik?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk memngetahui cara membaca puisi
dari segi lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi.
b. Untuk mengetahui bahwa cara membuat
puisi yang baik.
D. Manfaat
Penulisan
a. Memberikan informasi dalam membaca
puisi dari segi lafal, intonasi dan ekspresi.
b. Memberikan kemudahan didalam
membacakan sebuah puisi yang baik dan tepat.
c. Memberikan informasi mengenai cara
membuat puisi yang baik.
d. Sebagai sumber referensi dalam
penulisan selanjutnya.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Puisi
Puisi adalah suatu karya sastra yang
memiliki arti yang yang luas, makna serta terdapat unsur-unsur bunyi
didalamnya. Puisi memiliki dua unsur pembangun yaitu struktur fisik dan
struktur batin. Struktur fisik terdiri dari diksi, pengimajian, kata konkret,
bahasa figuratif, versifikasi, tipografi dan sarana reorika. Sedangkan struktur
batin terdiri dari tema, perasaan penyair, nada dan suasana serta amanat.
B. Cara Membaca Puisi dari segi lafal, intonasi, penghayatan
dan ekspresi
Membaca pusi tidak sekedar membaca saja. Namun, disini harus memperhatikan
beberapa syarat yaitu dari segi lafal, intonasi dan ekspresi. Apresiasi puisi
dapat ditempuh dengan berbagai bentuk yaitu:
1. Pembacaan puisi: Dititikberatkan
pada pemahaman, keindahan vokal, dan ekspresi wajah.
2. Deklamasi puisi: Menekankan kepada
ketepatan pemahaman, keindahan vokal, dan ekspresi wajah disertai dengan
gerak-gerik tubuh yang lebih bebas dan ekspersi wajah yang lebih kuat.
3. Dramatisasi puisi: Puisi dipandang
sebagai suatu kesatuan peristiwa yang dapat diperagakan dalam suatu pementasan.
Oleh karena itu pembaca akan memeragakan peristiwa-peristiwa dalam pusi dengan
lakuan tubuh (akting) yang sesuai.
4. Musikalisasi puisi: Puisi
dinotasikan sebagaimana musik lirik puisi dijadikan syair lagu.
Pembacaan
atau pendeklamasian puisi mengutamakan kejelasan, ketepatan, dan keakuratan
lafal, volume, intonasi, ekspresi, gesture dan penghayatan.
1. Lafal: cara menyembunyikan atau
mengucapkan huruf (bagaimana mengucapkan misalnya f, v, p, z, j, dan
sebagainya).
2. Volume suara: tingkat kenyaringan
atau kekuatan bunyi atau suara
3. Intonasi: lagu kalimat, perubahan
nada pengucapan tuturan (kata, frasa, klausa kalimat yang menimbulkan makna
atau arti.
4. Ekspresi: perubahan atau pandangan
air muka (raut wajah) untuk memperlihatkan perasaan tertentu.
5. Gestur: gerak anggota tubuh (tangan,
kaki, kepala, dan sebagainya) untuk memperkuat kesan tertentu atau untuk
mengungkapkan perasaan.
6. Penghayatan: cara memahami atau
memaknai sebuah puisi.
Di samping
hal-hal tersebut, pembacaan puisi hendaknya didahului kegiatan memberi tanda
bantu pada puisi sehingga pembacaannya tidak keliru atau menyimpang dari
rencana. Tanda-tanda yang lazim digunakan dan bisa dikreasi sendiri, antara
lain
/
= Perhentian sejenak di antara
kata atau frasa tanpa menarik napas.
// = Perhentian sesaat untuk
mengambil napas (menandai koma atau titik).
///
= Perhentian relatif lebih lama
untuk mengambil napas beberapa kali.
= Nada menaik
= Nada menurun
= Pembacaan
langsung ke baris berikutnya.
= Pembacaan
dengan tempo tinggi dan cepat.
Pembacaan puisi dapat dikatakan berhasil apabila pendengar terhanyut dalam
suasana pembacaan. Untuk mencapai tujuan itu, pembaca hendaknya berlatih dan
melalui beberapa tahapan sebagai berikut.
a. Tahap pertama, pembaca hapan secara
jelas, misalnyarus mempelajari dan memahami puisi yang akan dibaca.
b. Tahap kedua, pembaca memahami
pemenggalan (jeda) baik pada kata, frasa, atau kalimat.
c. Tahap ketiga, pembaca memahami siapa
yang menjadi yang menjadi pendengarnya.
d. Tahap keempat, pembaca harus senang
terhadap puisi yang akan dibaca.
Di samping
tahapan-tahapan diatas, perlu juga memperhatikan pelafalan atau pengucapan
secara jelas, misalnya:
a. Fonem diucapkan secara jelas,
misalnya huruf a dengan mulut terbuka lebar.
b. Pemberian tekanan atau aksentuasi
c. Penekanan terhadap intonasi (nada
naik, turun atau datar) secara tepat.
C. Cara Menulis Puisi
Menulis puisi
biasanya dijadikan media untuk mencurahkan perasaan, pikiran,
Pengalaman, dan kesan
terhadap suatu masalah, kejadian, dan kenyataan di sekitar kita.
Langkah-langkah penciptaan puisi itu sendiri terdiri atas empat tahap penting,
yaitu:
- Pencarian Ide, dilakukan dengan mengumpulkan atau menggali informasi melalui membaca, melihat, dan merasakan terhadap kejadian/peristiwa dan pengalaman pribadi, sosial masyarakat, ataupun universal (kemanusiaan dan ketuhanan).
- Perenungan, yakni memilih atau menyaring informasi (masalah, tema, ide, gagasan) yg menarik dari tema yg didapat. Kemudian memikirkan, merenungkan, dan menafsirkan sesuai dengan konteks, tujuan, dan pengetahuan yg dimiliki.
- Penulisan, merupakan proses yg paling genting dan rumit. Penulisan ini mengerahkan energi kreatifitas (kemampuan daya cipta), intuisi, dan imajinasi (peka rasa dan cerdas membayangkan), serta pengalaman dan pengetahuan. Untuk itulah, tahap penulisan hendaknya mencari dan menemukan kata ataupun kalimat yg tepat, singkat, padat, indah, dan mengesankan. Hasilnya kata-kata tersebut menjadi bermakna, terbentuk, tersusun, dan terbaca sebagai puisi.
- Perbaikan atau Revisi, yaitu pembacaan ulang terhadap puisi yg telah diciptakan. Ketelitian dan kejelian untuk mengoreksi rangkaian kata, kalimat, baris, bait, sangat dibutuhkan. Kemudian, mengubah, mengganti, atau menyusun kembali setiap kata atau kalimat yg tidak atau kurang tepat. Oleh karena itu, proses revisi atau perbaikan ini terkadang memakan waktu yang cukup lama hingga puisi tersebut telah dianggap ''menjadi'' tidak lagi dapat diubah atau diperbaiki lagi oleh penulisnya.
Di dalam membuat puisi hal-hal yang harus diperhatikan yaitu
tema, diksi, rima dan amanat. Tema merupakan gagasan pokok yang hendak
kita ungkapkan dalam puisi yang kita buat. Diksi dalam puisi yaitu kata-kata
yang bersifat konotatif dan puitis. Rima juga sering disebut sajak atau
persamaan bunyi, merupakan pengulangan bunyi dalam puisi untuk menghasilkan
efek merdu. Gaya bahasa menyebabkan puisi menjadi segar, hidup dan menjelaskan
gambaran angan.
BAB 3
PENUTUP
A. Simpulan
a.
Cara
membaca puisi dari segi lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi yaitu sebagai
berikut.
1)
Lafal,
pengucapan huruf-huruf pada puisi harus jelas dan tepat agar pendengar
dapat menangkap apa yang diucapkan atau dibacakan oleh pembaca.
2)
Intonasi,
perubahan nada pada puisi harus tepat tinggi rendahnya suatu puisi, agar
tersampaikan dengan baik bagi pendengar.
3)
Penghayatan
atau penjiwaan pada puisi, pada saat membaca puisi isi yang terkandung di dalam
puisi harus dimaknai atau dihayati. Hal ini penting dilakukan agar para
pendengar dapat memahami isi yang terdapat dalam puisi yang dibacakan.
4)
Ekspresi,
pada pembacaan puisi ekspresi atau raut wajah harus sesuai dengan puisi yang
dibacakan.
b.
Cara
membuat puisi yang baik yaitu harus memperhatikan tema, diksi, rima,
pengimajian, gaya bahasa dan amanat.
B.
Saran
Penulis
berharap agar pembacaan puisi dan penciptaan puisi lebih ditingkatkan dan
dikembangkan lebih luas lagi agar pembacaan dan penciptaan puisi yang dilakukan
akan lebih bagus lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Marsudi,
Demas. 2009. Bahasa dan Sastra Indonesia
3. Surakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Setiyono, Agus. 2009. Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia: Untuk
SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
LAMPIRAN
No comments:
Post a Comment