Akibat Persetujuan Renville, Kabinet Amir Syarifuddin jatuh karena dianggap terlalu menguntungkan Belanda. Persetujuan Renville dianggap tidak menjamin secara tegas kedudukan dan kelangsungan hidup republik Indonesia. Hasil persetujuan Renville membuat posisi Indonesia bertambah sulit. Wilayah Republik Indonesia juga semakin berkurang sehingga wilayah kekuasaan Republik Indonesia menjadi sempit. Ditambah lagi
dengan adanya blokade ekonomi yang dilakukan oleh belanda. Oleh karena itu, pada tanggal 23 januari 1948 Amir Syarifuddin menyerahkan mandatnya kepada Presiden Republik Indonesia. Presiden kemudian menunjuk Moh. Hatta untuk membentuk kabinet. Hatta menyusun kabinet tanpa campur tangan golongan sayap kiri atau sosialis.
Setelah itu menyerakan mandatnya kepada pemerintah Republik Indonesia,Amir Syarifuddin menjadi posisi dari pemerintahan Kabinet Hatta. Ia menyusun kekuatan dalam Front Demokrasi Rakyat (FDR), yang mempersatukan semua golongan sosialiskiri dan komunis. Mereka mengadakan pengancaman ekonomi dengan cara menghasut kaum buruh untuk melancarkan saat Front Demokrasi Rakyat melakukan ofensif, tampillah muso seorang tokoh PKI dari zaman sebelum Perang Dunia II.
Muso dikirim oleh pimpinan gerakan Komunis Internasional ke Indonesia dengan tujuan untuk merebut pimpinan atas negara republik Indonesia dari tangan kaum nasionalis. Ia mengembangkan politik yang diberi nama "jalan Baru". Sesuai dengan dokrim itu, ia melakukan fusi antara partai Sosialis, Partai Buruh dan lain-lain menjadi PKI baru itu. PKI melakukan provokasi terhadap kabinet Hatta dan menuduh pimpinan nasional pada waktu itu seolah-olah bersikap kompromistis terhadap musuh.
Kabinet Hatta, sekalipun mendapat serangan dari kaum Komunis, tetap melaksanakan program reorganisasi dan resionalisasi. Cara yang ditempuh antara lain :
a. Melepaskan para prajurit dengan sukarela untuk meninggalkan ketentaraan dan kembali pekerjaan semula
b. Mengambil 100 ribu orang laskar dari masyarakat dan menyerahkan penampungan kepada Kementrian Pembangunan dan Pemuda.
Program rasionalisasi itu mendapat tantangan hebat dari kaum komunis, karena menimpa sebagian besar pasukan bersenjatanya. tetapi politik ofensif musso tidak menggoyahkan Kabinet Hatta, yang didukung oleh dua politik besar pada saat itu seperti PNI dan Masyumi serta beberapa organisasi pemuda yang tergabung dalam badan Perjuangan Seberang di bawah pimpinan MR. Latuharhary.
Puncak gerakan yang dilakukan oleh PKI pada tanggal 18 September 1948 yaitu dengan pernyataan tokoh-tokoh PKI tentang berdirinya Sovyet Republik Indonesia yang bertujuan mengganti dasar negara Pancasila dengan Komunis.Para pemberontak PKI melancarkan aksinya dengan menguasai seluruh Karesidenan Pati. PKI juga melakukan pembunuhan dan penculikan secara besar-besaran terhadapa setiap golongan yang dianggap musuhnya.
Pemberontakan PKI yang terjadi di madium mendorong pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan tindakan tegas. Presiden Soekarno memusatkan seluruh kekuasaan negara berada di tangannya. Panglima Besar Souedirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto (Panglima Divisi II jawa Tengah bagian TImur) dan Kolonel Sungkono (Panglima Divisi Jawa Timur) untuk mengarahkan kekuatan TNI serta Polisi dalam menghadapi gerakan pemberontakan PKI.
Dengan bantuan rakyat, pada tanggal 30 september 1948 Madium berhasil direbut kembali oleh TNI. Dalam pelariannya, musso dan Amir Syarifuddin tewas tertembak. Selanjutnya dilakukan operasi pembersihan didaerah-daerah lain. Pada awal bulan desember 1948, operasi itu dinyatakan selesai.
dengan adanya blokade ekonomi yang dilakukan oleh belanda. Oleh karena itu, pada tanggal 23 januari 1948 Amir Syarifuddin menyerahkan mandatnya kepada Presiden Republik Indonesia. Presiden kemudian menunjuk Moh. Hatta untuk membentuk kabinet. Hatta menyusun kabinet tanpa campur tangan golongan sayap kiri atau sosialis.
Setelah itu menyerakan mandatnya kepada pemerintah Republik Indonesia,Amir Syarifuddin menjadi posisi dari pemerintahan Kabinet Hatta. Ia menyusun kekuatan dalam Front Demokrasi Rakyat (FDR), yang mempersatukan semua golongan sosialiskiri dan komunis. Mereka mengadakan pengancaman ekonomi dengan cara menghasut kaum buruh untuk melancarkan saat Front Demokrasi Rakyat melakukan ofensif, tampillah muso seorang tokoh PKI dari zaman sebelum Perang Dunia II.
Muso dikirim oleh pimpinan gerakan Komunis Internasional ke Indonesia dengan tujuan untuk merebut pimpinan atas negara republik Indonesia dari tangan kaum nasionalis. Ia mengembangkan politik yang diberi nama "jalan Baru". Sesuai dengan dokrim itu, ia melakukan fusi antara partai Sosialis, Partai Buruh dan lain-lain menjadi PKI baru itu. PKI melakukan provokasi terhadap kabinet Hatta dan menuduh pimpinan nasional pada waktu itu seolah-olah bersikap kompromistis terhadap musuh.
Kabinet Hatta, sekalipun mendapat serangan dari kaum Komunis, tetap melaksanakan program reorganisasi dan resionalisasi. Cara yang ditempuh antara lain :
a. Melepaskan para prajurit dengan sukarela untuk meninggalkan ketentaraan dan kembali pekerjaan semula
b. Mengambil 100 ribu orang laskar dari masyarakat dan menyerahkan penampungan kepada Kementrian Pembangunan dan Pemuda.
Program rasionalisasi itu mendapat tantangan hebat dari kaum komunis, karena menimpa sebagian besar pasukan bersenjatanya. tetapi politik ofensif musso tidak menggoyahkan Kabinet Hatta, yang didukung oleh dua politik besar pada saat itu seperti PNI dan Masyumi serta beberapa organisasi pemuda yang tergabung dalam badan Perjuangan Seberang di bawah pimpinan MR. Latuharhary.
Puncak gerakan yang dilakukan oleh PKI pada tanggal 18 September 1948 yaitu dengan pernyataan tokoh-tokoh PKI tentang berdirinya Sovyet Republik Indonesia yang bertujuan mengganti dasar negara Pancasila dengan Komunis.Para pemberontak PKI melancarkan aksinya dengan menguasai seluruh Karesidenan Pati. PKI juga melakukan pembunuhan dan penculikan secara besar-besaran terhadapa setiap golongan yang dianggap musuhnya.
Pemberontakan PKI yang terjadi di madium mendorong pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan tindakan tegas. Presiden Soekarno memusatkan seluruh kekuasaan negara berada di tangannya. Panglima Besar Souedirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto (Panglima Divisi II jawa Tengah bagian TImur) dan Kolonel Sungkono (Panglima Divisi Jawa Timur) untuk mengarahkan kekuatan TNI serta Polisi dalam menghadapi gerakan pemberontakan PKI.
Dengan bantuan rakyat, pada tanggal 30 september 1948 Madium berhasil direbut kembali oleh TNI. Dalam pelariannya, musso dan Amir Syarifuddin tewas tertembak. Selanjutnya dilakukan operasi pembersihan didaerah-daerah lain. Pada awal bulan desember 1948, operasi itu dinyatakan selesai.
No comments:
Post a Comment