PENINGKATAN MINAT BELAJAR AKUNTANSI DENGAN PENDEKATAN KONTRUKTIVISME SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEG.02 KAB.BANTAENG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah menjadi kesepakatan public bahwa, Belajar , diharapkan menghasilkan perubahan perilaku anak didik yang relative permanent . Artinya peran pendidik khususnya guru adalah pelaku perubahan (agent of change) . Begitupula Anak didik memiliki potensi,dan kemanpuan untuk ditumbuh kembangkan secara terus menerus tanpa henti menuju peningkatan kualitas yang ideal.Sekalipun Pencapaian kualitas ideal itu tidak tumbuh alami linear sejalan dengan proses kehidupan . Artinya ,proses belajar mengajar memang merupakan bagian dari kehidupan itu sendiri , tetapi ia didesain secara khusus,dan diniati demi tercapainya kondisi atau kualitas ideal seperti disebut diatas agar pembelajaran mereka dapat lebih bermakna pada dirinya.
Untuk itu sebagai seorang guru merasa perlu berpikir ulang tentang tata cara kita mengajar . Pembelajaran dan pengajaran kontekstual ,sebagai sebuah system mengajar , didasarkan pada pikiran bahwa makna muncul dari hubungan antara isi dan konteksnya . Konteks memberikan makna pada isi . Maka sudah barang tentu semakin banyak keterkaitan ditemukan siswa dalam suatu konteks yang luas ,semakin bermaknalah isinya bagi mereka .Olehnya itu dapatlah dikatakan bahwa sebagian besar tugas seorang guru adalah menyediakan konteks .Semakin mampu para siswa mengaitkan pelajaran-pelajaran akademik mereka dengan konteks ini semakin banyak makna mereka dapatkan dari pelajaran tersebut.Ketika pebelajar mampu mengerti makna dari pengetahuan dan keterampilan akan menuntun pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan .Sebaliknya manakala mereka kurang mampu mengerti makna dari pengetahuan dan keterampilan maka secara pasti mereka kehilangan penuntun dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan .Makanya itu Johnson (2007) mengatakan :CTL adalah sebuah system yang merangsang otak untuk menyusun pola –pola yang mewujudkan makna.Karena sistemj ini yang memiliki kecocokan dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.
Tidak heran jika pandangan konstriktivisme menekankan bahwa strategi memperoleh lebih diutamakan ketimbang seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Sebab pengetahuan tumbuh berkembang melalui pengalaman . Sementara pemahaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila selalu diuji dengan pengalaman baru . Makanya itu diperlukan strategi pembelajaran yang lebih berpihak pada pemberdayaan siswa . Sekalipun kenyataannya kelas-kelas kita tidak produktif , kelas diisi dengan ceramah , sementara siswa dipaksa menerima dan menghapal , siswa kurang diberdayakan . Akibatnya proses pembelajaran akuntansi pada beberapa SLTA dikabupaten Bantaeng termasuk SMA Neg . 2 Bantaeng kelas XI IPS 2. Menunjukkan bahwa sebagian besar (60%) kurang berminat , kurang bergairah , dan cenderung tidak aktif . Tebukti setelah siswa menunjukkan sikap yang kurang antusias ketika pelajaran akan berlangsung , rendahnya respon siswa terhadap umpan balik dari siswa terhadap pertanyaan dan penjelasan guru serta pemusatan perhatian siswa sangat kurang . Selanjunya tugas – tugas yang diberikan oleh guru baik tugas kelompok maupun perorangan dianggapnya suatu penyiksaan . Bahkan pelajaran tersebut dianggap oleh siswa sebagai pelajaran yang menakutkan. Padahal kedudukan mata pelajaran akuntansi pada jurusan IPS bagi sekolah menengah atas adalah salah satu mata pelajaran inti disamping mata pelajaran lainnya. Sehingga merupakan suatu kewajaran manakala penulis berinisiatif untuk menkaji penyebab rendahnya hasil belajar Akuntansi bagi siswa SMA Negeri 2 Bantaeng.
Beberapa asusmsi tentang kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran akuntansi adalah kurangnya variasi kegiatan pembelajaran , keterbatasan sarana pembelajaran , rendahnya kemampuan siswa , kurangnya keterlibatan siswa secara aktif .
Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan siswa , sharing ideas dengan guru kolaborator , melihat nilai ulangan harian , dan prosentase ketepatan menyelesaikan tugas-tugas siswa kelas Xi IPS 2 . Makanya itu faktor utama dirasakan sebagai kurangnya minat siswa dalam kegiatan pembelajaran akuntansi adalah : perlunya model pembelajaran yang variatif dan pembelajaran dimana guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat korelasi antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari .
Dari faktor utama kurangnya minat siswa dalam belajar akuntansi maka dirasa perlu usaha peningkatan minat dengan tindakan kelas (Classroom Action) Yaitu : Dengan memusatkan kajiannya pada Peningkatan minat belajar akuntansi dengan pendekatan kontekstual (CTL) siswa kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 2 Bantaeng . Tahun ajaran 2008 / 2009 .
Pendekatan CTL adalah konsep belajar disamping membantu para guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari . Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usahanya sendiri dalam mengkonstriksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Oleh karena itu dikatakan behwa pendekatan contextual teaching and learning (CTL) adalah pendekatan yang melibatkan tujuh kompenen utama pembelajaran produktif , yakni : konstruktivisme , bertanya , menemukan , masyarakat belajar , pemodelan , dan penilaian sebenarnya.
Selain itu secara garis besar penulis melihat bahwa pelajaran Akuntansi bagi setiap manusia terutama bagi siswa itu sendiri adalah merupakan suatu kemutlakan . Sebab tidak ada satupun aspek kehidupan tanpa membutuhkan keuangan . sementara akuntansi adalah mata pelajaran didalamnya sebagian besar dan bahkan secara keseluruhan berbicara mengenai pengaturan dan perhitungan keuangan . Dengan demikian wajarlah kalau dikatakan bahwa keterampilan akuntansi tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia , sebab tidak ada satu pun aspek kehidupan tanpa membutuhkan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung. Karenanya keterampilan akuntansi merupakan suatu kebutuhan . Begitu pula dalam kehidupan sehari-hari semua sektor kehidupan tidak terlepas dari pergelutan dibidang keuangan . Setiap anak didik harus dibekali dengan pemahaman akuntansi , karena akuntansi merupakan suatu seni dalam proses pengelolaan keuangan . Aktifitas siswa dalam proses belajar adalah mengubah atau memperbaiki tingkah laku melalui latihan , pengalaman dan kontak dengan lingkungan baik lingkungan kelas maupun lingkungan sosial dilapangan . Sekalipun harus disadari bahwa tanpa dukungan berbagai pihak terutama kesiapan siswa untuk belajar dan menerima materi pelajaran akuntansi maka dapatlah dipastikan bahwa sekolah tidak mampu memberi sesuai harapan . Untuk itu peningkatan minat siswa dalam pembelajaran akuntansi dengan penekatan kotekstual adalah merupakan sebuah selusi yang harus direalisasikan melalui penelitian tindakan kelas .
No comments:
Post a Comment