Daftar isi

Monday 4 August 2014

CONTOH MAKALAH MENGAPRESIASI NOVEL



MENGAPRESIASI NOVEL
MAKALAH
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
KELAS XII IPA 1
EKAWATI ZAINUDDIN
FATHUR RAHMAN
IRMAYANTI IBRAHIM
ISFAWATI
FRANSISKA

SMA NEGERI 2 BANTAENG
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN BANTAENG
2011
MENGAPRESIASI NOVEL



MAKALAH

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam memenuhi tugas Bahasa Indonesia
Disusun Oleh:
EKAWATI ZAINUDDIN
FATHUR RAHMAN
ISFAWATI
IRMAYANTI IBRAHIM
FRANSISKA

SMA NEGERI 2 BANTAENG




DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN BANTAENG
2011
KATA PENGANTAR
            Puji syujur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang MahaEsa karena atas rahmat dan karunia-NyaLah sehingga makalah yang berjudul tentang mengapresiasi novel dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu diajukan sebagai tugas bahasa indonesia yang diberikan kepada penulis.
            Makalah ini berisi tentang mengapresiasi pembacaan novel yaitu dari segi vokal, intonasi, dan penghayatan.
            Penulis sangat berterima kasih kepada guru pembimbing kami selaku guru bidang studi bahasa indonesia yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis serta kepada teman-teman yang telah banyak membantu dari awal hingga akhir sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
            Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, begitupun juga dengan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan  saran dari setiap pembaca, demi penyempurnaan penulisan makalah selanjutnya.
                                                      Bantaeng, 11 agustus 2011

                                                                                                  Penulis
                                                                                                                         




DAFTAR ISI

Sampul Depan
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi.
BAB. 1 Pendahuluan
A.     Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penulisan
D.     Manfaat Penulisan
BAB. 2 Pembahasan
A.        Pengertian Novel
B.        Cara Membaca Novel dari Segi Vokal, Intonasi, dan Penghayatan. 
BAB. 3 Penutup
A.     Simpulan
B.     Saran
Daftar Pustaka.
Lampiran-lampiran.








BAB 1
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan tokoh dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat tokoh. Novel memilki dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik merupakan unsur-unsur yang selalu ada dalam prosa. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang ada di dalam tubuh prosa itu sendiri. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur pembangun di luar karya sastra. Unsur intrinsik terdiri dari tema, latar, pesan, penokohan, sudut pandang, dan alur. Sedangkan unsur ekstrinsik terdiri dari latar belakang novel atau karya sastra itu diciptakan.
Kita sering membaca berbagai novel, tetapi, kita terkadang tidak memerhatikan pembacaan novel yang tepat yaitu dari segi vokal, intonasi dan penghayatan. Sehingga pembacaan novel kita kurang bagus dan tidak menarik didengar. Biasanya kita hanya memperhatikan vokal saja tetapi tidak memperhatikan hal-hal lainnya seperti intonasi, penghayatan dan ekspresi. Padahal unsur tersebut harus diperhatikan dan dipelajari caranya atau metodenya, agar pembacaan novel kita semakin bagus dan menarik. Olehnya itu,hal ini menjadi permasalahan kami dalam mengamati pembacaan novel yang baik yaitu dari segi vokal, intonasi dan penghayatan.
B.     Rumusan Masalah
a.       Bagaimanakah cara membaca novel dari segi vokal, intonasi dan penghayatan?
b.      Apakah dalam membaca novel harus memperhatikan segi vokal, intonasi, dan penghayatan?
C.     Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui cara membaca novel dari segi vokal, intonasi, dan penghayatan
b.      Untuk mengetahui bahwa dalam membaca novel harus memperhatikan segi vokal, intonasi, dan penghayatan.


D.     Manfaat Penulisan
a.       Memberikan informasi mengenai cara membaca novel yang baik yaitu dari segi vokal, intonasi,dan penghayatan.
b.      Memberikan kemudahan dalam membaca novel dengan baik dan tepat
c.       Sebagai referensi dalam penulisan selanjutnya.






















BAB 2
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Novel
Novel adalah karangan prosa panjang yang menceritakan beberapa tokoh dan watak.  boleh dikatakan ”hampir” kebalikan dari cerpen. Novel jelas lebih panjang daripada
cerpen bahkan bisa jauh lebih panjang. Beberapa ciri-cirinya, antara lain,
1. pada umumnya ceritanya panjang;
2. bisa melibatkan tokoh dengan jumlah (sangat) banyak;
3. isi cerita leluasa, bahkan bisa berkembang ke mana-mana;
4. konflik atau permasalahan yang diungkap bisa lebih dari satu;
5. alur atau plotnya renggang sehingga sangat terbuka peluang untuk berkembang atau
   bermunculan alur baru;
6. sangat dimungkinkan tokoh (utama) mengalami perubahan nasib.
B. Cara Membaca Novel dari Segi Vokal, Intonasi, dan Penghayatan.
Sebagaimana puisi, cerpen atau (penggalan) novel juga dapat dinikmati lewat pembacaan.
Untuk mendapatkan pembacaan yang indah, diperlukan beberapa ”syarat”, yaitu
1. vokal atau ucapan, baik volume suara memadai, ejaan yang jelas dan tegas, serta
    pengucapan lancar/tidak banyak tersendat atau keliru;
2. intonasi (lagu kalimat) yang baik dan tidak monoton (nada, tekanan, tempo, dan jeda
    terkoordinasi dengan cermat);
3. penghayatan atau penjiwaan terhadap isi cerita yang tepat sehingga seolah-olah benar-  benar  mengalami. Penghayatan terhadap isi diekspresikan lewat mimik (perubahan raut
    muka), gestur (pergerakan anggota tubuh) yang mendukung, vokal, dan intonasi.
            Ketiga syarat tersebut harus dipenuhi agar pada saat membacakan novel mendapatkan hasil yang baik, yang dapat memberikan kesan yang bagus pada cerita yang terdapat dalam novel.

BAB 3
PENUTUP
A.  Simpulan
a. Cara membacakan novel harus memperhatikan beberapa tiga syarat yaitu
1. vokal atau ucapan, baik volume suara memadai, ejaan yang jelas dan tegas, serta
    pengucapan lancar/tidak banyak tersendat atau keliru;
2. intonasi (lagu kalimat) yang baik dan tidak monoton (nada, tekanan, tempo, dan jeda    terkoordinasi dengan cermat)
3. penghayatan atau penjiwaan terhadap isi cerita yang tepat sehingga seolah-olah benar-benar mengalami. Penghayatan isi diekspresikan lewat mimik (perubahan raut muka).
b. Didalam membacakan novel harus memperhatikan vokal, intonasi, dan penghayatan agar  memberikan kesan yang bagus dan dengan mudah dapat dipahami maksud yang diceritakan dalam novel.

B.   Saran
Penulis mengharapkan agar proses membaca novel lebih ditingkatkan lagi khususnya para pelajar dengan memperhatikan syarat-syarat pembacaan novel agar pada saat membaca novel memberikan hasil yang bagus.


                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           



DAFTAR PUSTAKA
Marsudi, Demas. 2009. Bahasa dan Sastra Indonesia 3. Surakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Setiyono, Agus. 2009. Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia: Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

















LAMPIRAN-LAMPIRAN




















MENGAPRESIASI PUISI
MAKALAH
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
KELAS XII IPA 1
EKAWATI ZAINUDDIN
FATHUR RAHMAN
IRMAYANTI IBRAHIM
ISFAWATI
FRANSISKA

SMA NEGERI 2 BANTAENG
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN BANTAENG
2011
MENGAPRESIASI PUISI



MAKALAH

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam memenuhi tugas Bahasa Indonesia
Disusun Oleh:
EKAWATI ZAINUDDIN
FATHUR RAHMAN
ISFAWATI
IRMAYANTI IBRAHIM
FRANSISKA

SMA NEGERI 2 BANTAENG




DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN BANTAENG
2011
KATA PENGANTAR
            Puji syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Mahaesa karena atas karunia dan rahmatNya-Lah kita masih diberikan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah yang berjudul”Mengapresiasi Puisi” dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu diajukan sebagai tugas bahasa indonesia yang diberikan kepada penulis.
            Makalah ini berisi tentang ciri-ciri puisi, tahap-tahap membuat puisi dan cara membuat puisi.
            Penulis sangat berterima kasih kepada guru pembimbing penulis yaitu selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis serta kepada teman-teman yang telah banyak membantu penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
            Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan karena kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Oleh karena itu, kritik dan saran dari setiap pembaca demi penyempurnaan penulisan makalah ini.
                                                                                    Bantaeng, 19 agustus 2011

                                                                                                Penulis

           



DAFTAR ISI
Sampul Depan
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB. 1 Pendahuluan
A.     Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penulisan
D.     Manfaat Penulisan
BAB. 2 Pembahasan
A.     Pengertian Puisi
B.     Cara Membaca Puisi dari Segi Lafal, Intonasi, Penghayatan dan Ekspresi
C.     Cara Menulis Puisi
BAB. 3 Penutup
A.     Simpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA.
LAMPIRAN









BAB 1
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Puisi adalah rangkaian atau susunan kata yang indah, bermakna dan memiliki aturan serta unsur-unsur bunyi. Puisi terdiri dari diksi, gaya bahasa, dan tema. Ada dua unsur-unsur pembangun dalam puisi yaitu struktur fisik  dan struktur batin. Struktur fisik terdiri dari diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif, versifikasi dan tipografi. Sedangkan struktur batin terdiri dari tema, perasaan penyair, nada dan suasana serta amanat.
Menulis puisi sangat bertolak-belakang dengan menulis artikel, kalau dalam penulisan artikel kita dituntut untuk menggunakan kata yang tegas dan tidak berbelit-belit, maka dalam puisi malah sebaliknya. Kita dituntut untuk pandai mengimprovisasikan sebuah keadaan menjadi rangkaian kata-kata yang enak dibaca dan penuh dengan makna tersembunyi. Didalam membuat puisi kita harus memperhatikan gaya bahasa, rima, diksi, dan tema yang diangkat, agar puisi yang dibuat semakin bagus.
Di dalam membaca puisi terkadang kita hanya membaca seperti membaca sebuah bacaan, tidak memperhatikan cara-caranya. Puisi harus dibacakan dengan baik dan tepat yaitu dari segi lafal, intonasi dan ekspresi. Lafal adalah cara mengucapkan huruf vokal didalam sebuah puisi, intonasi adalah lagu kalimat, peruabahan tinggi rendahnya sebuah kalimat. Sedangkan ekspresi (mimik) yaitu perubahan raut muka didalam memperlihatkan perasaan tertentu didalam sebuah puisi. Hal ini penting dilakukan didalam membaca puisi karena puisi berbeda dengan membaca bacaan biasa yang hanya memmperhatikan vokal sedangkan pusi harus memperhatikan lafal, intonasi dan ekspresi yang tepat, agar pembacaan puisinya lebih dimaknai dan dipahami makna yang terkandung dalam puisi.
B.   Rumusan Masalah
a.       Bagaimanakah cara membaca puisi dari segi lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi?
b.      Bagaimanakah cara membuat puisi yang baik?
C.   Tujuan Penulisan
a.       Untuk memngetahui cara membaca puisi dari segi lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi.
b.      Untuk mengetahui bahwa cara membuat puisi yang baik.

D.  Manfaat Penulisan
a.       Memberikan informasi dalam membaca puisi dari segi lafal, intonasi dan ekspresi.
b.      Memberikan kemudahan didalam membacakan sebuah puisi yang baik dan tepat.
c.       Memberikan informasi mengenai cara membuat puisi yang baik.
d.      Sebagai sumber referensi dalam penulisan selanjutnya.














BAB 2
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Puisi
Puisi adalah suatu karya sastra yang memiliki arti yang yang luas, makna serta terdapat unsur-unsur bunyi didalamnya. Puisi memiliki dua unsur pembangun yaitu struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik terdiri dari diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif, versifikasi, tipografi dan sarana reorika. Sedangkan struktur batin terdiri dari tema, perasaan penyair, nada dan suasana serta amanat.

B.   Cara Membaca Puisi dari segi lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi
      Membaca pusi tidak sekedar membaca saja. Namun, disini harus memperhatikan beberapa syarat yaitu dari segi lafal, intonasi dan ekspresi. Apresiasi puisi dapat ditempuh dengan berbagai bentuk yaitu:
1.      Pembacaan puisi: Dititikberatkan pada pemahaman, keindahan vokal, dan ekspresi  wajah.
2.      Deklamasi puisi: Menekankan kepada ketepatan pemahaman, keindahan vokal, dan ekspresi wajah disertai dengan gerak-gerik tubuh yang lebih bebas dan ekspersi wajah yang lebih kuat.
3.      Dramatisasi puisi: Puisi dipandang sebagai suatu kesatuan peristiwa yang dapat diperagakan dalam suatu pementasan. Oleh karena itu pembaca akan memeragakan peristiwa-peristiwa dalam pusi dengan lakuan tubuh (akting) yang sesuai.
4.      Musikalisasi puisi: Puisi dinotasikan sebagaimana musik lirik puisi dijadikan syair lagu.
     Pembacaan atau pendeklamasian puisi mengutamakan kejelasan, ketepatan, dan keakuratan lafal, volume, intonasi, ekspresi, gesture dan penghayatan.
1.         Lafal: cara menyembunyikan atau mengucapkan huruf (bagaimana mengucapkan misalnya f, v, p, z, j, dan sebagainya).
2.         Volume suara: tingkat kenyaringan atau kekuatan bunyi atau suara
3.         Intonasi: lagu kalimat, perubahan nada pengucapan tuturan (kata, frasa, klausa kalimat yang menimbulkan makna atau arti.
4.         Ekspresi: perubahan atau pandangan air muka (raut wajah) untuk memperlihatkan perasaan tertentu.
5.         Gestur: gerak anggota tubuh (tangan, kaki, kepala, dan sebagainya) untuk memperkuat kesan tertentu atau untuk mengungkapkan perasaan.
6.         Penghayatan: cara memahami atau memaknai sebuah puisi.
     Di samping hal-hal tersebut, pembacaan puisi hendaknya didahului kegiatan memberi tanda bantu pada puisi sehingga pembacaannya tidak keliru atau menyimpang dari rencana. Tanda-tanda yang lazim digunakan dan bisa dikreasi sendiri, antara lain
/ =  Perhentian sejenak di antara kata atau frasa tanpa menarik napas.
// = Perhentian sesaat untuk mengambil napas (menandai koma atau titik).
/// = Perhentian relatif lebih lama untuk mengambil napas beberapa kali.
    = Nada menaik
    = Nada menurun
    = Pembacaan langsung ke baris berikutnya.
    = Pembacaan dengan tempo tinggi dan cepat.
      Pembacaan puisi dapat dikatakan berhasil apabila pendengar terhanyut dalam suasana pembacaan. Untuk mencapai tujuan itu, pembaca hendaknya berlatih dan melalui beberapa tahapan sebagai berikut.
a.       Tahap pertama, pembaca hapan secara jelas, misalnyarus mempelajari dan memahami puisi yang akan dibaca.
b.      Tahap kedua, pembaca memahami pemenggalan (jeda) baik pada kata, frasa, atau kalimat.
c.       Tahap ketiga, pembaca memahami siapa yang menjadi yang menjadi pendengarnya.
d.      Tahap keempat, pembaca harus senang terhadap puisi yang akan dibaca.
     Di samping tahapan-tahapan diatas, perlu juga memperhatikan pelafalan atau pengucapan secara jelas, misalnya:
a.       Fonem diucapkan secara jelas, misalnya huruf a dengan mulut terbuka lebar.
b.      Pemberian tekanan atau aksentuasi
c.       Penekanan terhadap intonasi (nada naik, turun atau datar) secara tepat.
C.   Cara Menulis Puisi
    Menulis puisi biasanya dijadikan media untuk mencurahkan perasaan, pikiran,
 Pengalaman,  dan kesan terhadap suatu masalah, kejadian, dan kenyataan di sekitar kita. Langkah-langkah penciptaan puisi itu sendiri terdiri atas empat tahap penting, yaitu:
  1. Pencarian Ide, dilakukan dengan mengumpulkan atau menggali informasi melalui membaca, melihat, dan merasakan terhadap kejadian/peristiwa dan pengalaman pribadi, sosial masyarakat, ataupun universal (kemanusiaan dan ketuhanan).
  2. Perenungan, yakni memilih atau menyaring informasi (masalah, tema, ide, gagasan) yg menarik dari tema yg didapat. Kemudian memikirkan, merenungkan, dan menafsirkan sesuai dengan konteks, tujuan, dan pengetahuan yg dimiliki.
  3. Penulisan, merupakan proses yg paling genting dan rumit. Penulisan ini mengerahkan energi kreatifitas (kemampuan daya cipta), intuisi, dan imajinasi (peka rasa dan cerdas membayangkan), serta pengalaman dan pengetahuan. Untuk itulah, tahap penulisan hendaknya mencari dan menemukan kata ataupun kalimat yg tepat, singkat, padat, indah, dan mengesankan. Hasilnya kata-kata tersebut menjadi bermakna, terbentuk, tersusun, dan terbaca sebagai puisi.
  4. Perbaikan atau Revisi, yaitu pembacaan ulang terhadap puisi yg telah diciptakan. Ketelitian dan kejelian untuk mengoreksi rangkaian kata, kalimat, baris, bait, sangat dibutuhkan. Kemudian, mengubah, mengganti, atau menyusun kembali setiap kata atau kalimat yg tidak atau kurang tepat. Oleh karena itu, proses revisi atau perbaikan ini terkadang memakan waktu yang cukup lama hingga puisi tersebut telah dianggap ''menjadi'' tidak lagi dapat diubah atau diperbaiki lagi oleh penulisnya.
Di dalam membuat puisi hal-hal yang harus diperhatikan yaitu tema, diksi, rima dan amanat. Tema merupakan gagasan pokok yang hendak  kita ungkapkan dalam puisi yang kita buat. Diksi dalam puisi yaitu kata-kata yang bersifat konotatif dan puitis. Rima juga sering disebut sajak atau persamaan bunyi, merupakan pengulangan bunyi dalam puisi untuk menghasilkan efek merdu. Gaya bahasa menyebabkan puisi menjadi segar, hidup dan menjelaskan gambaran angan.


BAB 3
PENUTUP
A.  Simpulan
a.    Cara membaca puisi dari segi lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi yaitu sebagai berikut.
1)      Lafal,  pengucapan huruf-huruf pada puisi harus jelas dan tepat agar pendengar dapat menangkap apa yang diucapkan atau dibacakan oleh pembaca.
2)      Intonasi, perubahan nada pada puisi harus tepat tinggi rendahnya suatu puisi, agar tersampaikan dengan baik bagi pendengar.
3)      Penghayatan atau penjiwaan pada puisi, pada saat membaca puisi isi yang terkandung di dalam puisi harus dimaknai atau dihayati. Hal ini penting dilakukan agar para pendengar dapat memahami isi yang terdapat dalam puisi yang dibacakan.
4)      Ekspresi, pada pembacaan puisi ekspresi atau raut wajah harus sesuai dengan puisi yang dibacakan.
b.    Cara membuat puisi yang baik yaitu harus memperhatikan tema, diksi, rima, pengimajian, gaya bahasa dan amanat.

B.   Saran
Penulis berharap agar pembacaan puisi dan penciptaan puisi lebih ditingkatkan dan dikembangkan lebih luas lagi agar pembacaan dan penciptaan puisi yang dilakukan akan lebih bagus lagi.





DAFTAR PUSTAKA
Marsudi, Demas. 2009. Bahasa dan Sastra Indonesia 3. Surakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Setiyono, Agus. 2009. Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia: Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
















LAMPIRAN


No comments:

Post a Comment

Labels